Kamis, 16 Februari 2012

IDEALISME SAYA DI TANTANG

Dari tadi saya pulang wawancara, sangat menunggu saat dimana saya bisa berada didepan komputer, meluapkan ganjalan dihati dan pikiran saya. Okee..singkat saja. Sore ini saya baru saja melewati tahapan wawancara dalam sebuah rekruitmen staf sebuah organisasi. Saya tidak perlu membahas organisasi apa, saya hanya ingin membagi hal yang sampai saat ini mengganjal dikepala saya. Saya bingung ini apa, apakah saya takut? Apakah saya marah?Atau mungkinkah saya malu? Atau mungkin saya merasa terhina. Entah lah...meski sulit, saya akan tetap mencoba merangkai kata yang bisa menjelaskan perasaan saya saat ini.
Saya memasuki ruang wawancara, saya harus menghadapi tujuh orang pewawancara sekaligus. Saya dijejali banyak pertanyaan. Saya lupa pertanyaanya apa saja, tapi dari beberapa pertanyaan awal yang saya ingat ketika saya diminta untuk menyebutkan tiga kelebihan dan kekurangan saya. Jujur, saya memang bingung. Saya tidak tau harus menjawab apa. Banyak jeda yang saya butuhkan untuk menjawab pertanyaan itu. Tidak hanya pewawancara saja saya sendiri bisa menyimpulkan bahwa saya tidak mengenal diri saya. Eh...bukannya tidak, tapi belum mengenal diri saya. Ini adalah masalah saya pertama yang menjadi catatan bagi saya sore ini. Saya sedih dengan keadaan saya sendiri yang belum mengenal siapa saya. Bagaimana mungkin saya bisa memahami orang lain sedangkan saya tidak memahami siapa saya sendiri. Saya harus mendapatkan jawaban tentang siapa saya secepatnya. Yaaa...ini perlu menjadi renungan. Wawancara terus berlansung hingga saya dihadapkan pertanyaan pilih mana antara kuliah dengan organisasi. Saya menjawab bahwa kuliah itu penting, dan organisasi menjadi menyempurna proses belajar saya itu. Bagian ini lah yang paling berkesan buat saya. Dimana saya seolah-olah salah jika saya memprioritaskan kuliah ditingkatan teratas apabila saya ingin sampai pada cita-cita saya sebagai seorang pengusaha. Saya didebat dibagian ini. Saya disajikan fakta-fakta tidak ada pengusaha yang pintar dalam pendidikannya. Saya setuju dengan keadaan itu. Memang dalam dunia usaha itu kemampuan akademik samata itu tidak menjamin, tapi saya memiliki idealisme untuk menyeimbangkan antara softskill dengan akademik. Bagi saya, keberhasilan dibidang akademik itu adalah sebuah kebutuhan. Hidup saya terasa lebih lengkap apabila saya memiliki pendidikan yang baik dan juga bisa mencapai kesuksesan saya dimasa depan saya. Saya memang memiliki target yang sangat tinggi. Saya ingin lulus sebagai cumlouder setelah menempuh pendidikan S1 selama empat tahun. Dari perdebatan tadi saya seoalh diberi penjelasan bahwa idealisme saya untuk menjadi seorang usahawan yang memiliki kemampuan akademik bagus itu adalah hal yang mendekati ketidak mungkinan. Saya harus memilih untuk total di organisasi atau total di kuliah saja. Sebab maksimal dikeduanya itu adalah hal yang tidak mungkin, apalagi dengan gambaran IPK saya semester awal ini tidak mencapai cumloud. Saya merasa ada sesuatu yang terlanggar dihati saya. Saya tepukul. Entah lah...........Mungkin disatu sisi saya merasa seolah-olah merasa bodoh terjebak dalam beberapa pertanyaan dalam wawancara tadi. Saya ngerasa adanya wujud ketidakkonsisten saya. Entah bakalan seperti apa mereka menilai saya....................saya bisa tau jawabannya. Tapi sebenarnya yang menjadi masalah bagi saya bukanlah bagaimana mereka berpendapat tentang saya, bukan bagaimana nantinya saya diterima atau ditolak. Tapi pertanyaan tentang identitas diri saya yang saya sendiri belum bisa dengan tegas menjelaskan tentang siapa saya yang membuat saya sedih. Hal ini lah yang membuat saya tercenung. Saya terdiam...kembali mengingat-ingat detail dari wawancara tadi. Pelajaran dari kejadian sore ini adalah, saya perlu tau siapa saya. Saya perlu menemukan identitas diri saya sebelum semuanya terlambat.Iyaa.........hari ini saya memang belum apa-apa. Tapi saya akan menjadi seseorang. Yaa...seseorang dengan prinsip dan konsistensi yang jelas. Saya tidak mau terjebak lebih dalam dalam keadaan seperti ini. Saya punya identitas dan saya bermutu sebagai seorang pemimpin dan usahawan yang juga seorang akademisi. Saya sempat menyalahkan idealisme saya, merasa bodoh dengan jawaban-jawaban saya di wawancara sore tadi. Tapi alhamdulillah dengan sangat cepat saya bisa menyadari bahwa peristiwa tadi sore telah mengingatkan saya secara jelas mengenai hal besar yang selama ini saya lupakan, yaitu tentang identitas,prinsip,dan konsep diri saya. Mungkin memang mereka akan beranggapan bahwa saya terlalu besar omong untuk bermimpi itu. Tapi saya tetap berkeyakinan bahwa inilah idealisme saya. Saya akan menjadi seorang pemimpin yang merupakan seorang akademisi yang sukses dalam usahanya. Dan saya akan buktikan bahwa saya bisa meraihnya. Saya akan berusaha, mungkin kedengarannya saya terlalu ambisius. Tapi munafik juga jika seorang pemimpi itu tidak ambisius. Ambisi yang membuat seseorang itu berani dan sanggup berjuang. Dan saya tidak perlu malu apabila di cap ambisius. Tapi terserahlah......hak mereka yang memandang serta menilai saya. Saya tetap ingin mencapai idealisme saya. Dan saya akan berusaha. Ini adalah hidup saya, dan ini adalah prinsip saya. Semoga ini momen baik yang diberikan Allah SWT yang sengaja dirancang ntuk menyadarkan saya tentang kelemahan besar saya. Yaaa....hari ini saya mendapatkan suatu hal yang sangat penting. Dimana pandangan saya yang selama ini kabur dan tidak tau tentang diri saya, sore ini memahami tentang kelemahan saya yang sangat besar. Saya juga mendapatkan debatan biasa yang sangat menendang bathin dan pikiran saya secara luar biasa, idealisme saya di tantang. Kata-kata mereka tadi menancap dalam dalam hati dan pikiran saya. Saya akan buktikan bahwa saya bisa menjadi cita-cita saya. Saya yakin cita-cita saya baik dan tidak merugikan siapapun. Semoga jalan saya dimudahkan......yaaa, terimakasih untuk pewawancara. Terimakasih telah menyadarkan saya tentang hal yang selama ini saya lupakan. Saya akan belajar............
Allah....Alhamdulillah untuk pelajaran sore ini. Semoga ini memang petunjuk-Mu yang merupakan arahan dari-Mu agar aku menjadi lebih baik. Terimakasih..^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar