Jumat, 16 Maret 2012

Tuhaann....Cobaan kah ini??

"Tuhan...cobaan kah ini?", itulah kata-kata pertama yang terlintas dibenakku pagi ini setelah ku terima kabar yang kurang baik dari mama ku pagi ini. Sedih........kaget.....dan takut itu membaur jadi satu. Aku juga marah,tapi aku pun ragu harus marah pada siapa. Siapa kah yang bersalah dalam hal ini??Aku bingung. Hanya katakutan lah rasa terbesar yang aku rasa. Apa yang yang tengah dan akan terjadi diseberang sana? Akan bagaimana keadaan disana? Aku rindu. Aku ingin segera pulang. Aku ingin menginjakkan kaki dirumah pagi ini. Aku ingin menyaksikan sendiri apa yang terjadi. Aku ingin menyaksikan sendiri bahwa keadaan dirumah saat ini baik-baik saja. Tapi tak mungkin....Aku disini dengan semua rutinitasku. Tak mungkin pulang tanpa rencana seperti ini. Pasti tak akan ada izin dan biaya juga untuk pulang sekarang. Aku memang akan pulang, tapi nanti. Nanti setelah UAS selesai. Aku tak sabar rasanya ingin segera sampai di bulan Juli. Huffff.........................

Sesuatu telah terjadi. Memang, setelah beberapa bulan aku disini keadaan sangat banyak yang berubah. Banyak hal yang telah terjadi. Baik yang aku harapkan maupun yang tidak. Banyak hal yang terjadi dengan keluargaku. Aku mencoba ingat-ingat semua rentetan peristiwa itu. Mulai dari nenekku yang jatuh dikamar mandi, sakit dalam perawatan kurang lebih 2 minggu, dan berakhir dengan beliau menghadap sang khalik tepat tanggal 25 Desember 2011 kemarin. Sedih.......Kaget......Aku tak kuasa menahan tangisku pagi itu saat papa ku memberitahukan kabar duka. Aku sedih..........Nenek pergi tanpa ada aku disisinya. Tapi aku mencoba ikhlas. Mungkin memang begitu jalannya, beliau pergi disaat aku jauh. Aku sayang nenek......semua tentang nenek tak kan aku lupa. Dengan segala kelebihan dan kekurangannya, beliau adalah nenek terbaikku. Aku tau beliau sangat menyayangi kami. Innalillahi wa inna ilaihi rajiun.....Istirahat dengan tenang Mak. Uniang sayang Amak.....Insyaallah uniang bakalan sukses, biapun Amak dak bisa marasoan jo malieknyo, Amak pasti sanang lo disitu kalau kami cucu-cucu amak sukses.:)

Selanjutnya, ku dengar lagi berita tidak enak. Terjadi perselisihan antara keluargaku dengan tanteku. Mungkin ini hanya sekedar kesalahpahaman, tapi tetap saja ini sebagai masalah. Alhamdulillah, sudah ada jalan keluar dengan di ambil satu solusi yang dianggap aman, meskipun sampai sekarang, hubungan antar kedua belah pihak masih kurang enak, masalah ini  di anggap selesai.

Kemudian, kakakku. Entah kenapa, aku juga bingung dan tidak mengerti. Aku menerima kabar bahwa salah seorang kakakku tiba-tiba aneh. Terjadi perubahan perilakunya. Dan semua itu diduga berawal dari kedekatannya dengan seorang pria yang sepertinya telah membuatnya jatuh cinta terlalu jauh. Sampai-sampai dia menentang kakak tertua kami. Dia seolah keberatan dengan kehadiran kakak pertamaku bersamanya dan seolah-olah tidak menghargai kakak sulung kami sama sekali. Aku ingin memberi penyelesaian dalam masalah ini, tapi aku bingung. Aku merasa tidak punya cara untuk masuk ke ranah ini. Sulit dan abu-abu untuk di jelaskan. Aku takut memasuki ini karena takutnya akan meningkatkan kesalahpahaman dari mereka berdua. Diduga juga ada orang ketiga yang memanfaatkan situasi ini, tapi aku tak berani berburuk sangka dulu.

Sebelumnya juga ada masalah antara kakak sulungku dengan laki-laki dimasa lalunya. Diduga dia di obat-obati oleh cowok dimasa lalunya. Hingga dia tidak bisa lepas, dan cenderung di perbodoh oleh tindakan-tindakan yang dia tahu sudah tidak sepantasnya untuk dilakukan. Dia terjebak pada cinta yang salah. Tapi alhamdulillah masalah ini sudah selesai. Kakakku insyaallah telah sembuh. Oleh karena itu dia dikirim ke Jakarta agar dia tidak terjebak pada lembah masa silamnya lagi di Pekan Baru.

Aku juga telah dikasih tau bahwa keluarga kami membeli sepetak rumah baru di sebuah tempat di pusat kabupaten. Terdengar nada sangat bahagia dari papa ku terutama, beliau sudah memiliki tempat baru untuk melepas penat. Rumah kita yang sekarang dirasa kurang nyaman karena memang orang-orang disekitar rumah yang sebenarnya saudara itu dirasa sangat tidak sejalan. Dan aku hanya ikut senang dengan berita itu.:)

Dan sekarang, pagi ini aku dapati lagi kabar kurang baik. Papaku sakit. Yaa....sakit yang diduga di manipulasi oleh personal. Astagfirullah...Aku kaget dengan berita ini. Aku takut......Banyak berita yang tidak enak dengan masalah-masalah seperti ini. Aku marah....Tapi aku pun sadar bahwa ini terjadi karena izin Allah. Dan aku pun bertanya, "Tuhan....cobaankah ini?? Kenapa baru beberapa bulan aku tinggalkan, beberapa situasi telah berubah?". Lindungi lah keluargaku ya Allah. Lindungi kami dari kejahatan-kejahatan baik yang berasal dari dalam diri kami maupun diluar diri kami. Sembuhkan papa ku. Dapatkanlah semuanya berjalan normal. Aku sayang mereka ya Allah. Jangan biarkan sesuatu yang buruk menimpa mereka. Aku ingin papa kembali pulih, dan semua keluarga kami terlindungi dari hal-hal jahat.

Semua ini terasa komplit. Seolah-olah aku memang harus menjalani tantangan-tantangan besar untuk sampai dan berada disini. Harusnya aku juga bisa memberikan hal yang luar biasa untuk mereka yang sangat ku sayangi. Tapi apa yang sudah aku berikan? Apa indikator keberhasilan yang telah aku raih dan pantas untuk aku banggakan untuk mereka?? Belum ada. IPS kemarin juga masih dibawah standar. Cuma 2,77. Ya Allah.....apa saja yang telah aku lakukan disini??Mudahkanlah jalan dan rencana-rencanaku. Berikan aku yang terbaik disini, dan memberikan yang terindah untuk keluargaku. Janganlah aku menambah berat beban mereka. 

Aku mencoba untuk mengajukan beasiswa, namun sampai hari ini tak satupun beasiswa yang aku ajukan itu jebol. Kecewa. TApi aku tak mau terlalu kecewa. Aku berusaha percaya bahwa semua ini karena izin Allah. Mungkin ada yang lain yang disiapkan untukku. Allah.....pintaku, limpahkan rahma dan karuniamu selalu. Jangan bebankan kepadaku beban yang tak sanggup aku memikulnya........

Aku Tau Engkau Tak Pernah Tidur....
Laaa haula walaa kuata illa billah.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar