Kamis, 22 Maret 2012

What is the GOAL of being an University student??

Hmmm.....Apa tujuan kita kuliah???

Pertanyaan yang sangat simple dan terkesan retoris. "Yaa buat dapet kerja yang layak lah.....", mungkin itu jawaban paling umum. Tapi, coba deh dipikirin lagi. Jangan terlalu terburu-buru menjawab pertanyaan itu. Maknai dan resapi dalam-dalam pertanyaan itu!!

1

2

3

4

5
.
.
.
10

tetoooottttttttt................

Oke waktunya habis.
Apa sih yang terlintas dipikiran kita??


Untuk membahagiakan orang tua dengan IPK memuaskan,
Untuk mendapatkan pekerjaan yang layak dan penghasilan yang sesuai,


Ambil nominasi jawaban paling umum 2 hal diatas. Mungkin pilihan 1 bisa 98% benar. Tapi bagaimana dengan pilihan yang kedua?? Apa anda yakin dengan jawaban tersebut??

Enggak, lulus sarjana bukanlah jaminan seseorang itu bisa mendapatkan pekerjaan yang layak dan sesuai. Bukanlah jaminan seseorang itu  akan hidup berkecukupan dimasa depannya nanti. Lantas kenapa, melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi seolah-olah menjadi hal yang sangat penting dan wajib dipenuhi sebagai syarat masa depan yang cerah bagi sebagian besar masyarakat. Pendidikan tinggi dan kesuksesan masa depan seolah-olah menjadi biimplikasi. 'Kita bisa sukses dimasa depan, hidup berkecukupan jika dan hanya jika kita memiliki background pendidikan yang tinggi'. Tapi apa benar demikian???

Semakin kesini, saya menemukan jawaban apa tujuan saya kuliah. Dan biimplikasi kesuksesan dengan bermodalkan pendidikan minimal sarjana tidak sepenuhnya benar. Karena, ternyata sesungguhnya tujuan dan output dari bangku pendidikan itu bukanlah seperti itu. Dan disinilah saya menyadari kesalahan paradigma kebanyakan dari kita dalam memaknai dan meyakini tujuannya menjalani pendidikan tinggi.

Kuliah bukanlah untuk mendapatkan profesi yang layak, bukan untuk mencapai kehidupan yang serba berkecukupan, dan hubungan keduanya itu tidaklah mutlak. Jika kita mengartikan hubungan sukses dan pendidikan tinggi sebagai biimplikasi, itu adalah kesalahan yang sangat besar. Karena, faktanya banyak sarjana yang hidup di garis miskin dan tidak mendapatkan penghidupan yang layak karena dia hanyalah seorang tunakarya. Dan begitu juga sebaliknya, banyak diantara mereka yang tidak mengeyam bangku sekolah yang menjadi milyarder dan mendapatkan penghidupan yang serba berkelimpahan. Ironis...seolah-olah distribusi seperti itu tidak adil. Tapi begitulah keyataan....

 Dari fakta-fakta seperti saya menemukan suatu kesimpulan bahwa ternyata pendidikan tinggi itu adalah suatu sarana untuk kita belajar dan mengembangkan potensi otak, melatih kecersadasan, dan mempetajam kemampuan otak. Kalau otak kita tidak bekerja, kita seperti tidak hidup. Mugkin seperti itulah analogi ekstremnya. Belajar adalah sebuah kebutuhan. Hanya itu. Tapi belajar di akademik hanyalah sebagian kecil dari proses pembelajaran. Dan disinilah kesalahan paradigma yang kedua. Kita cenderung berpikir bahwa belajar hanyalah yang berhubungan dengan akademik. Padahal, banyak aspek lain yang memberi kita pelajaran tapi tidak kita sadari. Dan mungkin banyak juga mereka yang bagus di bidang akademiknya memperoleh profesi dan penghidupan yang sesuai harapan. Itu bukan karena semata kecerdasan akademiknya. Tapi juga oleh kemampuan lainnya yang juga terasah dengan baik. Sehingga potensi yang dia miliki berkembang secara seimbang. Dan keberhasilan itu pantas untuk dia dapatkan. Begitu juga dengan mereka yang background pendidikannya tidak bagus, mereka bisa berhasil karena potensi-potensi lain yang dia miliki berkembang dan di asah secara baik.

Nah...begitu juga dengan kita. Seharusnya, sebagai mahasiswa, akses kita pada semua aspek ilmu itu akan lebih bagus dari mereka yang tidak mengeyam pendidikan. Bukan bermaksud membagi kelas, tapi begitulah perbandingannya. Cuma, masalahnya kita cenderung monoton dalam menyikapi kesempatan-kesempatan disekitar kita. acapkali mengabaikan hal-hal yang sebenarnya penting hanya untuk hal-hal yang terkesan penting. Kita cenderung berpikiran sempit dan hanya mau tau tentang bidang keilmuan kita di kuliah. Padahal, kita sebenrnya membutuhkan semua aspek. Dan sebagai maahasiswa agar kita berkualitas dan benar-benar menjadi kaum intelektual secara utuh, kita seharusnya tau tentang banyak hal dalam berbagai aspek. Meskipun tidak terlalu mengetahui detailnya, setidaknya paham. Buktikan potensi yang kita miliki terasah sempurna secara seimbang agar kita berkualitas. Pelajari lah semua yang mungkin dipelajari. Jangan mengkotak-kotakkan ilmu. Karena ilmu itu satu.

Paradigma yang perlu diperbaiki. Belajar itu penting. Prestasi dan kecerdasan intelektual itu selalu perlu diasah. Dan untuk mengejar kesuksesan masa depan impian, banyak aspek yang perlu dipersiapan, dan ranahannya sangat banyak diluar sekedar kemampuan akademik. Karena sesungguhnya, akademik hanyalah secuil kecil dari sekian banyak pembelajaran itu. Kembangkan lah secara sempurna.

Jangan kuliah untuk mendapatkan pekerjaan yang layak. Karena tujuan kuliah sebenarnya untuk meningkatkan kecerdasan otak yang secara tidak lansung berkorelasi positif dengan kesuksean tapi bukanlah biimplikasi. Keberhasilan dibagku kuliah ada kebutuhan, dan persiapan, keahlian dan improve diri di banyak hal lainnya juga sangat penting.

Selagi masih muda, jangan berhenti belajar. Cari tau banyak hal. Dan asahalah semua potensi yang telah atau belum kamu miliki. Dunia ini akan indah jika kamu mau membuatnya indah. Dan butuh usaha yang keras untuk hasil yang indah itu..........



FIGHT.....FIGHT............
ini pasti berlalu. sekarang memang terasa berat....
tapi ini hanya masalah kebiasaan....
Dan adalah tugas besar gue untuk membuat semua ini menjadi kebiasaan..........
pasti bisa...
up....up.....


**************************************************************************


Tidak ada komentar:

Posting Komentar