Selasa, 14 Februari 2012

Antara Tegas dan Keras

Ketegasan adalah konteks yang tidak asing lagi di ranah leadership. Bicara tentang kepemimpinan kita terus ditarik kedalam prinsip-prinsip utama kepemimpinan, salah satunya mengenai ketegasan. Menyinggung tentang ketegasan, saya sendiri mungkin paham tentang makna dari kata tegas itu. Saya bisa paham pendefinisian ketegasan itu. Namun apabila sudah memasuki ranah penerapannya dalam situasi nyata, saya bingung. Saya bingung untuk mengetahui tegas itu batasannya seberapa. Setiap kali mengambil keputusan, pasti yang terlintas dibenak saya tentang ketegasan, Yaa, bagaimana saya harus tegas dalam menyikapi setiap keadaan yang harus saya putuskan. Tapi yang menjadi masalah, disaat kita ingin mendasarkan pengambilan keputusan seringkali hal toleransi menjdi pengiring. Hal ini menyebabkan benteng bahkan batasan yang saya buat sendiri sudah otomatis terlanggar oleh beberapa alasan. Lalu apakah dalam konteks seperti ini  saya tidak tegas??  Tapi bagaimana mungkin saya terus memaksakan suatu keadaan sementara disisi lain hal itu perlu dikesampingkan oleh adanya situasi yang lebih urgent. Jujur, hal ini membuat saya dilema tentang ketegasan dan konsistensi. Yang paling mendasar disini adalah saya perlu tau batasan konsistensi dan ketegasan itu seberapa. Jangan sampai karena ingin memegang prinsip tegas dan konsisten kita menjdi keras. Namun apabila terlalu fleksibel itupun membuat kita tidak jelas dan seolah-olah tidak memiliki prinsip.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar